© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Resmikan SKPT Morotai, Menteri Trenggono Optimis Ekspor Tuna Semakin Meningkat

Senin, 28 April 2025


SIARAN PERS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR : SP.180/SJ.5/IV/2025

 

 

MOROTAI, (28/4) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono meresmikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai, Maluku Utara, Senin (28/4). Nantinya SKPT Morotai menjadi simbol pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir, khususnya di kawasan pulau terluar.

 

Pembangunan SKPT, kata Menteri Trenggono, merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan laut, dan memperkuat ekonomi berbasis kelautan. Selain itu, adanya SKPT Morotai mendekatkan layanan infrastruktur perikanan kepada masyarakat di wilayah-wilayah strategis dan perbatasan. Ini menjadi modal penting yang perlu dikelola secara berkelanjutan.

 

“Pembangunan pelabuhan perikanan ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat aktivitas nelayan, tetapi juga sebagai simbol pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan,” kata Menteri Trenggono.

 

Pembangunan pelabuhan perikanan SKPT Morotai merupakan bantuan hibah langsung pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan anggaran Rp 115.710.859.000.  Fasilitas di dalamnya mulai dari ice flake machine, kantor administrasi, seawall, barak nelayan, mess pegawai, gudang logistik, hingga integrated cold storage yang memuat hingga 200 ton.

 

 

SKPT sendiri merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi. 

 

*Tingkatkan Ekspor Tuna Sirip Kuning”

 

Terletak di Maluku Utara dan berbatasan langsung dengan kawasan Pasifik, Morotai memiliki potensi perikanan yang luar biasa. Salah satunya adalah ikan tuna sirip kuning. Berdasarkan data 2024 dengan total produksi ikan tuna sirip kuning di SKPT Morotai mencapai 1.382 ton dengan total nilai produksi ikan senilai Rp65,83 miliar yang masuk dari beberapa desa di Morotai. Dengan adanya SKPT yang baru diresmikan ini dan apalagi dapat dilakukan pembangunan lanjutan berupa dermaga dan breakwater, total kapal akan bertambah menjadi 175 unit dengan total estimasi produksi mencapai 39.100 ton per tahun. Adapun penyerapan tenaga kerja mencapai 1.320 orang.

 

Dengan potensi tersebut, Menteri Trenggono optimis produksi ikan tuna sirip kuning bisa meningkatkan ekspor ke negara Jepang, Singapura dan lainnya. Apalagi SKPT Morotai memiliki kapasitas cold storage berkapasitas 200 ton dengan pendinginan hingga minus 60 derajat. “Cold storage yang begitu besar bisa menyimpan ikan tuna sirip kuning lebih segar dan bisa langsung di ekspor ke Jepang,” pungkasnya.

 

Head of Representatives JICA, Sachiko Tadeka menuturkan, program ini memberikan dukungan fiskal untuk pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan di pulau-pulau terluar yang digagas oleh KKP. Selain Morotai, masih ada pembangunan pelabuhan perikanan dan pasar ikan di enam pulau terluar lainnya. Takeda optimis SKPT Morotai yang memiliki fasilitas dengan rantai dingin ini membuat ikan tuna sirip kuning bisa dijadikan sashimi yang bisa diekspor langsung ke Jepang. Jepang dan Indonesia memiliki hubungan strategis yang kuat di kawasan Indo-Pasifik. 

 

BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT DAN KERJA SAMA LUAR NEGERI

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia