© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Jurus KKP Tangkal Mitos Negatif Makan Ikan di Tengah Masyarakat

Rabu, 2 Juli 2025


SIARAN PERS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR : SP.276/SJ.5/VII/2025

 


JAKARTA, (2/7) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kikis mitos bahaya makan ikan, seperti bisa menyebabkan cacingan dengan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Sumatera Selatan. Gerakan ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui dan perempuan baru menikah di Palembang dan Banyuasin mengingat minimnya minat anak-anak mengonsumsi ikan.

 

"Mungkin karena adanya anggapan lama bahwa makan ikan bisa menyebabkan cacingan, ini adalah pola pikir yang harus kita ubah bersama," terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Selasa (2/7).

 

Merujuk data Kementerian Kesehatan, Tornanda merinci prevalensi stunting secara nasional tahun 2024 mencapai 19,8%. Angka ini berarti dari setiap 100 balita, 20 diantaranya mengalami stunting. Sementara di Provinsi Sumatera Selatan, angka stunting tercatat sebesar 15,9%, atau sekitar 16 balita dari setiap 100. Khusus Kabupaten Banyuasin, berdasarkan data tahun 2023, angka stuntingnya mencapai 20,4%.

 

 

"Ini menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan angka tersebut, salah satunya dengan bangga dan gemar makan ikan," tuturnya.

 

Sebagai daerah penghasil ikan di Sumatera Selatan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budi daya, Tornanda mendorong agar terdapat Kampung Nelayan/Budidaya Merah Putih di Kabupaten Banyuasin. Dia pun berharap agar kampung tersebut bisa terwujud dalam beberapa waktu mendatang.

 

*Percontohan KNMP*

 

"Tentunya dengan memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dan sudah disampaikan oleh pemerintah terkait, termasuk oleh Bu Cici (anggota Komisi IV DPR)," tutur Tornanda.

 

Senada, Anggota Komisi IV DPR RI, Kartika Sandra Desi menegaskan dukungannya pada program Gemarikan. Legislator asal Sumsel mengakui dulu sering ditakut-takuti jika makan ikan menyebabkan cacingan. Karenanya, ketika sudah dewasa, dan punya penghasilan, dia dan rekan-rekan sebayanya seakan "balas dendam" dan justru suka ikan.

 

"Warga Sumsel, dari melek mata sampai tidur, kami ini memang gemar makan ikan. Hanya saja, yang paling senang makan ikan biasanya adalah yang sudah berusia, seperti kita-kita ini," ujar Kartika.

 

Sosok yang akrab disapa Cici ini menjabarkan keunggulan ikan, diantaranya harga lebih terjangkau, kaya akan gizi omega-3, protein, vitamin untuk otak dan tulang. Dia pun mendukung agar Banyuasin bisa memiliki Kampung Nelayan Budidaya.

 

"Ini akan sangat membantu mendukung program Gemarikan di Banyuasin. Maka dari itu, Pak Bupati dan semua pihak yang hadir, kami mohon dukungan penuh agar Banyuasin bisa menjadi Kampung Nelayan Merah Putih," tutupnya.

 

Sebagai informasi, dalam safari Gemarikan sebanyak 500 paket produk perikanan dibagikan di masing-masing lokasi kepada kelompok rentan stunting seperti ibu hamil, menyusui, dan balita. Sehingga program ini tidak hanya membuka akses pasar bagi pelaku usaha kecil perikanan, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi UMKM produk perikanan, terutama di sektor hilir.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa salah satu upaya meningkatkan konsumsi ikan adalah melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Dengan harapan, pemenuhan gizi masyarakat terpenuhi, sekaligus membantu kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan.

 

HUMAS DITJEN PDSPKP

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia