Pendekatan Strategis untuk Pengelolaan Perikanan Perairan Darat yang Berkelanjutan di Indonesia Berbasis Rencana Pengelolaan Perikanan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia Di Perairan Darat

Jumat, 1 November 2024


Hasil penelitian terbaru dari para ahli perikanan kita menunjukkan kabar yang menggembirakan. Perairan darat Indonesia, seperti danau, sungai, dan waduk, menyimpan kekayaan alam yang luar biasa, salah satunya potensi sumber daya ikan.

 

Menurut penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun oleh Badan Riset dan dan Inovasi Nasional (BRIN), luas perairan darat kita yang bisa dimanfaatkan untuk budi daya ikan mencapai sekitar 19,76 juta hektar. Dari luas tersebut, kita bisa menghasilkan ikan hingga 4,9 juta ton setiap tahunnya. Bukan hanya ikan biasa, tapi berbagai jenis ikan bisa kita dapatkan, mulai dari ikan yang biasa kita makan sehari-hari, hingga ikan hias yang cantik dan bernilai tinggi.

 

Keberadaan kekayaan ikan di perairan darat ini bukan hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, tapi juga memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Diperkirakan, nilai ekonomi dari hasil perikanan di perairan darat bisa mencapai Rp 27 hingga Rp 40 triliun setiap tahunnya.

 

Ini artinya, kekayaan ikan di perairan darat bisa membantu kita mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan nasional. Selain itu juga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang tentu saja berpotensi meningkatkan pendapatan negara.

 

Tantangan dan Peluang

Meskipun potensi perikanan darat sangat besar, kita juga harus menghadapi berbagai tantangan seperti kerusakan lingkungan, penangkapan ikan yang berlebihan, dan perubahan iklim. Namun, dengan pengelolaan yang baik dan pemanfaatan teknologi yang tepat, kita bisa mengatasi tantangan tersebut dan memaksimalkan potensi perikanan darat untuk kesejahteraan masyarakat.

 

Indonesia memiliiki 14 wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) di perairan darat dengan 8.128 daerah aliran Sungai (DAS), 5.590 sungai utama, 65.017 anak Sungai, 840 danau, 735 situ, 162 waduk, serta rawa dan genangan air lainnya. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah spesies ikan air tawar terbesar di dunia (Kottelat & Whitten, 1996).

 

Permasalahan umum dalam pengelolaan perairan darat antara lain 331 ikan di Indonesia masuk dalam daftar jenis terancam punah, meningkatnya sebaran ikan jenis asing/invasive, terdampak aktivitas daratan seperti pencemaran lingkungan akibat limbah, alih fungsi lahan dan modifikasi lingkungan perairan, kegiatan usaha penangkapan ikan belum terkendali, belum optimalnya sistem data dan informasi berbasis ekosistem dan lainnya.

 

Bagi banyak masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar perairan ini, perairan darat adalah sumber kehidupan. Di sinilah mereka mencari ikan untuk dimakan, dijual, atau diolah menjadi produk olahan. Perairan darat juga berperan penting dalam menjaga ketersediaan air bersih, mendukung pertanian, dan bahkan menjadi destinasi wisata.

 

Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, tekanan terhadap sumber daya perairan darat juga semakin besar. Jika tidak dikelola dengan baik, kekayaan alam ini bisa habis dan mengancam kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat rencana yang matang dalam mengelola perikanan di perairan darat.

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah tengah menyusun Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) khusus untuk perairan darat. RPP ini akan menjadi pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan perikanan, mulai dari nelayan, pengusaha perikanan, pemerintah, hingga masyarakat umum.

 

Untuk menyusun RPP yang efektif, kita perlu memahami dengan baik kondisi perikanan di perairan darat saat ini dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Untuk mengatur pemanfaatan ikan di perairan darat, pemerintah memiliki Rencana Pengelolaan Perikanan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia di Perairan Darat (RPP WPPNRI-PD).

 

Namun demikian terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan hal tersebut, seperti kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan koordinasi yang kurang baik jadi masalah utama. Kurangnya data yang lengkap tentang ikan-ikan di perairan darat serta perubahan iklim dan konflik pemanfaatan sumber daya juga menjadi permasalahan tersendiri.

 

Untuk mengatasi masalah ini, kita membutuhkan solusi yang komprehensif. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi, pemanfaatan sistem data yang baik untuk memantau jumlah ikan dan kondisi perairan, kerja sama yang solid dengan berbagai pihak terkait, pemanfaatan teknologi informasi, serta keterlibatan masyarakat.

 

Dengan melakukan semua upaya di atas, kita berharap pengelolaan perikanan di perairan darat bisa lebih baik. Ini penting untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan kita dan kesejahteraan nelayan. Intinya, masalah pengelolaan perikanan itu kompleks dan butuh penanganan yang serius. Tapi, dengan kerja sama dan solusi yang tepat, kita bisa mengatasi tantangan ini dan memastikan masa depan perikanan Indonesia lebih cerah.

 

DR.Afzil Ramadian ST,MMTr -

Sumber:

Penulis : DR.Afzil Ramadian ST,MMTr

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia